Wednesday, January 14, 2009

Irresponsible "BusWay" Driver

Hmmm... Look at this!





Sajian Pagi dari Depok

Beberapa kali Sabtu pagi, sambil menunggu Naura les piano, saya sempat menikmati jadah bakar atau kupat sayur di tempat ini. Tepatnya, warung ini berada di belakang PD Pasar Jaya Depok, Jl. Nusantara Raya. 




Jadah bakar yang empuk dan gurih dicocolkan ke bumbu berupa parutan kelapa kering ditambah sedikit gula hmmm nikmat. Apalagi diselingi teh tawar hangat sungguh memanjakan lidah di pagi hari. Sepertinya, warung jadah bakar ini sudah mempunyai pelanggan tersendiri. Terbukti tak henti-hentinya bapak tua ditemanin anak-anaknya mengipasi jadah di atas panggangan sepanjang pagi.  






Sebagai selingan, bisa juga dicoba kupat sayur dan gado-gado yang ada di sebelah warung jadah bakar ini. Kupat sayur dan gado-gado di warung ini adalah ala minang. Bumbunya yang khas, tak terlalu berat dan pedas, pas banget untuk sajian pagi hari.    
 

Saturday, January 03, 2009

Green Living: Do It Online!

Salah satu upaya ikut memperlambat global warming adalah mengganti lembar tagihan/rekening koran ke dalam bentuk online alias email. Apa kaitannya ya? Pada awalnya saya juga sempat bertanya-tanya. Ternyata rangkaian kegiatan yang menghantarkan sepucuk surat berisi 1-2 halaman kertas itu ke alamat kita sangat tidak ramah lingkungan. Lebay #5? Tidak juga. Coba kita perhatikan. 

Penggunaan kertas yang pada akhirnya segera masuk ke tong sampah itu--kita tak akan pernah lama menyimpannya--sudah termasuk eksploitasi alam. Ingat bahan dasar penciptaan kertas yang bisa menumbangkan banyak pohon di hutan! 

Kedua, untuk sampai ke tangan kita ada kurir yang mengantarkannya dengan bersepeda motor, jarang yang naik sepeda kecuali si kurir anggota bike2work he he he. Kenapa memangnya? Tentu saja, si kurir memerlukan bensin, belum lagi polusi gas buangan dari knalpotnya yang dikeluarkan sepanjang perjalanan.  

Demikian juga untuk pembayaran tagihan. Lakukan secara online. Online banking is good, guys. 

Hal lain yang terkait dengan hal ini, terutama bagi mereka yang bekerja di penerbitan atau berprofesi sebagai editor buku. Sebaiknya pengeditan atau koreksi naskah dilakukan secara elektronik atau di komputer. Bukan contreng-contreng hasil print-out. Kecuali sangat terpaksa, misalnya untuk naskah-naskah yang sulit dilakukan penyuntingan secara elektronik. Pengiriman naskah ke editor freelance pun dapat dilakukan melalui e-mail. Itu baru namanya editor peduli lingkungan. Bravo!  

Friday, January 02, 2009

Green Living: Berhematlah!

Dulu saya selalu berpikir bahwa tindakan penghematan selalu terkait dengan masalah keuangan. Kita mengurangi pengeluaran untuk suatu barang atau keperluan, demi menyisakan beberapa rupiah di tabungan atau untuk pengeluaran yang lain. Misalnya, saat jaman kuliah dulu untuk bisa belanja kaset di Aquarius-Dago, saya harus berhemat makan siang atau mengurangi pengeluaran untuk jajan. He he he...

Akibatnya, dengan pemikiran seperti itu saat mempunyai banyak uang, saya merasa tidak perlu berhemat. Misalnya, mengapa harus mematikan lampu dan mengurangi nyala TV kalau kita mampu membayar tagihan PLN? Mengapa harus berhemat air, kalau kita mampu membayar tagihan PAM?  

Dengan berjalannya waktu dan kedewasaan, saya sadar bahwa tindakan berhemat tidak semata terkait dengan keuangan. Itu hanya salah satu kebaikan dari berhemat. Kebaikan lain adalah kita turut mengurangi eksploitasi terhadap sumber daya alam. Dan ini jauh lebih berarti dari sekadar isu finansial. Kalau dipikir, mungkin kita mampu membayar seberapa pun besarnya tagihan atau mampu membeli bensin untuk kendaraan kita, tapi mampukah kita mengganti sumber daya alam yang kita hamburkan dengan segera, dalam waktu yang cepat? Butuh sekian tahun, bahkan puluhan hingga ribuan tahun untuk menciptakan minyak bumi yang baru atau air tanah yang baru. Dan itu pun tidak mudah, apabila hutan semakin lama semakin gundul. 

Mungkin sebagian orang menganggap hal ini berlebihan. Lebay... kata abg saat ini. Sebesar apa sih penghematan yang dapat kita lakukan? Mungkin hanya 0,01 %, bahkan lebih kecil lagi. Apalah artinya pengurangan se-mikro itu? Lagi pula, masalah sumber daya alam masa depan kan pasti ada penyelesaian, pasti ada penemuan canggih yang akan mengatasinya. Mengapa kita memikirkan sejauh itu, sampai ribuan tahun? Toh, kita hidup paling seumur 70-80an tahun. Coba pikirkan dan renungkan kembali. Penghematan kita memang kecil, bahkan seukuran mikro atau nano, tapi coba kalau seribu orang melakukannya, sejuta, sepuluh juta dan terus bertambah setiap hari... Hmmm berapa banyak yang dapat kita hemat? Kecuali kalau kita memang bersikap tak peduli dan egois.

So, berhematlah dari sekarang... sekecil apa pun. Dan, tentu saja, sewajarnya. Bedakan berhemat dengan bersikap pelit, walau kadang-kadang terlihat beda tipis. Selamat tahun baru!