Thursday, February 19, 2009

Lembar "Cinta" Anak Kami

Pagi ini, ketika istriku membereskan tempat tidur, ia menemukan selembar kertas putih HVS yang dirobek menjadi dua. Sepertinya tidak ada yang istimewa dengan lembaran kertas itu. Saat akan membuangnya, istriku tiba-tiba tertarik untuk memerhatikan sesuatu yang tergambar di atasnya. Ternyata, dengan goresan pensil, di kertas itu tertulis "Naura + Hafidz" dihiasi tanda LOVE. (FYI: Naura adalah anak perempuan kami yang berusia 8 tahun, Kelas 3 SD di sebuah Sekolah Islam yang mewajibkan siswa-siswinya berpakaian muslim, atau menutup aurat.)


Istriku lalu memperlihatkan lembaran kertas itu pada saya. Seketika berkelebatan pikiran dalam benak saya. Mungkin bukan Naura sendiri yang menulis, begitu pikirku, sambil mencermati bentuk dan model tulisannya. Tapi, saya tidak dapat mengenali tulisan siapa itu sebenarnya selain memang bentuk tulisan anak-anak. Pikiran lain berkata, seandainya memang Naura, pasti itu hanya main-main. Main-main yang seperti apa ya? Begitu pikiran saya berlanjut. Lalu saya bertanya-tanya dan membuka memori lama, anak seumuran itu apakah sudah mulai mengenal "cinta"? Konsep cinta lawan jenis seperti ap
akah yang ada di benak mereka? 

Saya kembali teringat beberapa minggu sebelum peristiwa penemuan lembar kertas "cinta" itu, saya menerima sebuah telepon dari bocah lelaki menanyakan tentang anak saya (yang kebetulan sedang tidak ada di rumah). Dengan ragu-ragu ia menyebutkan sebuah nama, ketika saya menanyakan identitas penelepon. Ketika saya konfirmasi pada Naura perihal nama penelepon itu, Naura hanya mengatakan bahwa itu adalah teman sekolah. "Ada apa ya kira-kira dia menelepon?" tanya saya pada Naura. "Gak tau, tuh," jawab Naura singkat.   

Semua pertanyaan dan pikiran itu bermunculan, karena saya tidak ingin salah dalam menghadapi situasi seperti ini. Hal ini mungkin peristiwa biasa dan normal, tapi sebagai orangtua, kami ingin mempersiapkan sebaik-baiknya pertumbuhan dan perkembangan anak kami, secara kejiwaan dan agama. 

Teman-teman, ada yang pernah mengalami hal serupa? Sok atuh sharing...  


2 comments:

nouzha said...

anak sekarang memiliki kemampuan akting (pura2 ga tau) yg tak terduga.
dan lebih pe de / dewasa (?) dlam mengexpressikan 'cinta'. Mudah2an kita bisa menjadi sahabatnya, dan nggak kecolongan 'problem2'nya

Catfish DJ said...

zaman mungkin sudah berbeda, dan kita sebagai orang tua juga sebaiknya menghadapi dengan anak berbeda dengan "cara lama"... pendekatan sebagai teman mungkin akan lebih mengena.