Wednesday, November 19, 2008

90210: Ah Biasa Saja!

Ingat 90210? Hampir bisa dipastikan orang yang mengalami masa remaja dan muda di tahun 90an ingat kode pos terkenal di seantero jagat itu. Kode pos itu jadi ngetop lantaran film seri remaja yang mengambil lokasi di Beverly Hills yang berkode pos90210. Kisah kehidupan remaja kaya di pemukiman elit Amerika ini begitu melekat di hati remaja waktu itu, meskipun kita hanya mampu membayangkan kejadian serupa itu. Benar-benar di awang-awang bagi sebagian besar pemirsa Indonesia.

Percintaan, persaingan, narkoba, seks dan kasus seputar remaja lain mengisi episode demi episode. Sebetulnya yang menjadi pusat cerita adalah Brenda dan Brandon beserta keluarganya yang diibaratkan keluarga ideal.

Setelah sepuluh tahun lebih masa kejayaan BH 90210, kini dibuat kembali film dengan judul serupa dan lokasi yang sama. Film seri ini sekarang berani mengambil judul 90210 saja karena jajaran angka itu sudah begitu terkenalnya. Ceritanya kurang lebih sama, namun kali ini yang menjadi pusat cerita adalah sepasang remaja bersaudara Dixon dan Annie Wilson. Anehnya biarpun bersaudara, mereka berbeda warna kulit karena Dixon yang berkulit hitam diceritakan sebagai anak angkat.

Ceritanya kurang lebih masih sama, seputar masalah remaja yang meliputi percintaan, persaingan dan kenakalan-kenakalan lain. Diceritakan bahwa ayah Wilson bersaudara ini adalah kepala sekolah di West Beverly High School yang baru pindah dari Kansas. Pak Kepsek Harry Wilson tak lain adalah guru di BH versi 90an. Dan masih ingat Kelly yang diperankan Jenny Garth? Dalam film seri versi 2008 ini, dia menjadi guru yang single parent dari 1 anak. Sesekali sahabat bu guru Kelly, Brenda (Shanen Dougherty) yang merupakan tokoh sentral di masa lalu muncul sekilas di episode-episode awal.

Film seri ini jadi terasa biasa saja saat ini karena remaja Jakarta dengan segala perilaku dan pernak-perniknya sudah hampir sama dengan para tokoh dalam film itu. Bahkan banyak yang sudah melebihi (mungkin). Tidak ada lagi impian-impian yang membuat penonton mengandai-andai. Jadinya, film ini tidak seperti diawang-awang lagi. Lebih membumi. Meskipun dalam satu adegan diceritakan seorang ayah menghadiahkan mobil mercy keluaran terbaru karena membatalkan janji untuk liburan akhir pekan. Dua sekaligus, untuk ibu dan anaknya. Wow! Ah, biasa saja... Di Jakarta ada juga kok ayah yang seperti itu.

No comments: