Thursday, November 27, 2008

Apatiskah? Hidup di Negara 'Sendiri'

Suatu hari kami berbincang santai dengan seorang teman. Tentang apa saja. Terutama berita-berita mutakhir semisal penangkapan pejabat yang korupsi, permintaan kenaikan anggaran di DPR, pertikaian karena hasil pilkada dan berita-berita negatif lain. Di akhir perbincangan teman saya bilang, "Ah gak usah mikirin hal begituan. Biarin aja!"

Memang sih, gak perlu mikirin hal-hal begitu karena kalau membahas hal seperti itu pada akhirnya akan merasa sedih dan sakit hati sendiri. Kita merasakan betapa bobroknya negara kita ini.

Setelah itu, teman saya menambahkan: "Anggap saja negara ini gak ada pemerintahnya. Kita jalan sendiri. Usaha sendiri. Gak usah mengharap bantuan mereka."

Byar! Tiba-tiba saya merasa menemukan sesuatu yang selama ini saya rasakan tapi tidak pernah saya sadari. Bukankah selama ini saya sudah melakukan hal itu? Sesedikit mungkin saya mencoba untuk tidak berhubungan dengan yang namanya penguasa dan segala tetek-bengeknya. Saya menjalani hidup dan banyak berhubungan dengan teman-teman dekat dan rekan kerja saya sendiri yang menyenangkan. Mereka sebagian besar bukan orang pemerintahan, karena memang saya tidak banyak punya teman dan sejawat dari kalangan itu.

Yang berkaitan dengan penguasa, paling hanya mengurus perijinan dan membayar pajak (kalau memang sangat dibutuhkan dan terpaksa). Selebihnya, saya hidup di dunia saya sendiri. Yang saya ciptakan sendiri. Sampai-sampai saya tidak pernah hapal nama-nama menteri, apalagi pemimpin partai dan anggota DPR. (Kalau ketemu mereka pun saya gak bakal kenal... Mereka juga gak kenal saya. He he he) Bahkan sistem pemerintahan di negara ini pun saya tidak tahu. Kalau saat ini saya diminta ulangan kewarganegaraan atau PMP (jadul), hasilnya pasti E besar. Gak lulus!

Dan ternyata saya tidak sendiri. Ada banyak teman saya yang menjalani hidup mereka seperti itu. Hidup di 'negara' mereka masing-masing. Kami memang hidup di Indonesia tapi kami mempunyai pemerintahan sendiri. Apatiskah? Hmmm apa pun namanya, saya pikir itu adalah yang terbaik. Yang penting kita melakukan hal-hal baik, tidak melanggar norma sosial dan agama, dan tidak merepotkan pemerintah. Biarkan mereka mengatur diri mereka sendiri, karena mereka baru mampu melakukan itu.

No comments: