Saturday, August 23, 2008

Hanya itu yang dapat saya sampaikan

Pagi itu, saat mendengar kabar bapakku sakit, aku biasa saja. Benar-benar tidak ada perasaan apa-apa. Selama ini saya sudah (berusaha) siap menghadapi "perpisahan" seandainya saat itu tiba. Dalam beberapa tahun terakhir kondisi kesehatan Bapak memang kurang baik. Maklum umur yang menjelang 80 tahun, pasti membawa dampak kesehatan yang tak prima lagi.

Hingga dalam perjalanan berangkat kerja, istri saya mengingatkan apa tidak sebaiknya saya pulang kampung, menjenguk Bapak. "Ini kesempatan untuk banyak beramal pada orangtua," ujarnya. Seperti disentil jaringan perasaan saya. Bergetar... dan menetes air mata.

Ya, ini kesempatan (mungkin terakhir) untuk beramal pada Bapak saya! Sepanjang perjalanan ke kantor hingga saat di kantor pikiran saya tidak tenang. Akhirnya saya mengurus segala sesuatu untuk pulang kampung.

Sesampai di rumah di kampung halaman, betapa tak terbayangkan kondisi Bapak. Begitu lemah, terkulai... dengan dua kaki lumpuh. Kuperhatikan foto sekitar tujuh tahun yang lalu, Bapak menggendong Naura, anak saya. Masih gagah. Dengan lengan yang kekar.

Kini, untuk makan, buang air kecil atau besar harus dibantu. Bahkan untuk membalikkan badan pun harus ada orang lain yang menolong.

Ya Allah yang mahadaya, saya hanya bisa memohon sedikit kekuatan untuk Bapak saya. Kekuatan menghadapi segala kemungkinan yang Engkau berikan.

"Banyak menyebut asma Allah ya, Pak." Hanya itu yang sanggup saya sampaikan.

2 comments:

Ratih Soe said...

May your father be blessed with peace of mind. May your prayers to him soothe his pain and distress.

Life is indeed vulnerable...

Catfish DJ said...

Amin.