Thursday, June 26, 2008

Buku Itu Mahal. Oh ya?

Buku itu mahal. Sebagian (besar) orang setuju dengan kalimat itu. Apalagi, menjelang tahun ajaran baru seperti ini, banyak orangtua mengeluhkan banyaknya dana yang harus dikeluarkan, terutama untuk beli buku (pelajaran). Beberapa kali saya sempat bertemu dengan orang yang mengeluhkan hal serupa.

Beberapa hari terakhir, saya sempat mendengar dan membaca informasi bahwa pemerintah menyediakan BPE (buku pelajaran elektronik) yang siap diunduh dan dapat digunakan sebagai bahan ajar di sekolah. Terlepas dari segala kontroversi di seputarnya dan kecurigaan "proyek" yang menguntungkan kalangan tertentu dan merugikan pihak lain, saya acungi jempol untuk upaya penyediaan buku murah ini. Walau, jangkauan pemanfaat BPE ini mungkin masih terbatas oleh kendala internet dan pencetakannya.

Hingga saat ini, saya masih sempat mendengar keluhan bahwa buku (pelajaran) itu mahal. Saya menyadari, di tengah kondisi ekonomi seperti sekarang, semua hal jadi terasa mahal. Biaya transportasi, biaya makan, biaya sandang, biaya papan dan seterusnya. Tapi, kenapa biaya buku (sekali lagi, pelajaran) hampir selalu dikeluhkan sepanjang zaman.

Coba sekarang mari kita berhitung dan sedikit membuka hati. Setiap tahun, ada kebutuhan untuk membeli sekitar 10 buku pelajaran yang harganya 25 ribu hingga 40 ribu rupiah. Ambil saja, rata-rata 30 ribu rupiah. Berarti butuh dana sekitar Rp300.000,00 tiap tahun. Kalau kita bagi per bulan biaya ini maka kita harus menyisihkan gak sampai Rp30.000,00 per bulan atau gak sampai Rp1.000,00 per hari. Mahalkah itu?

Coba kita bandingkan. Setiap hari kita rela mengeluarkan uang jajan Rp3.000,00 hingga Rp5.000,00 untuk anak kita. Uang jajan ini biasanya akan dibelikan es, snack, atau makanan ringan lain yang (mungkin) kandungan gizinya kurang serta malah-malah bisa mengandung "racun" yang merusak otak anak kita.

Coba lagi, sekarang kita sisihkan uang jajan itu Rp1.000,00 saja untuk menabung membeli buku setiap awal tahun pelajaran. Tidak terasa bukan?

Terasa mahalnya buku ini bukan semata karena buku memang berharga mahal, tapi lebih pada kultur kita yang masih belum menganggap pentingnya buku. Orang lebih merasa bergengsi kalau bisa makan fried chicken setiap bulan di mall, merasa telah membahagiakan anak jika membelikan mainan anak-anak yang sedang tren atau pakaian seperti yang dikenakan pemain sinetron di TV. Coba pikir, berapa dana yang dihabiskan untuk itu semua? Pikirkan manfaat dan mudlaratnya. Jauh lebih besar dibandingkan untuk menyisihkan dana buat membeli buku 'kan?

2 comments:

eMWe said...

oh ya tidak mahal, setujuuu itu, ayo ayo beli buku karena buku bisa buat pintar :D

naura said...

apa pun bentuknya, buku adalah jendela dunia

Loading...
Winamp windows Media Player Real Player QuickTime Web Proxy
Song (artist/title):
Dedicated to:
Your name:
Your E-mail: