Tuesday, June 24, 2008

Sex and The City: Love or Love. (Forget the Label)


Sejak minggu lalu, penikmat bioskop disuguhi "Sex and The City (SaTC)." Majalah, koran dan media lain pasti sudah banyak berkomentar panjang lebar tentang film ini, terutama tentang fashion, lifestyle, pemerannya serta kaitannya dengan TV series yang sempat ngetop 4-5 tahun lalu.

Sebagai tontonan memang film ini adalah paket komplit. Hiburan, pemeran cantik dan ganteng, soundtrack, pakaian, gambar, tangisan, ketawa, dan refleksi. Refleksi? Yah, film seringan dan se-cheesy apa pun di Hollywood selalu bisa merefleksi kehidupan seseorang, kelompok bahkan semua orang. Ada satu, dua hal yang bisa petik. Ada misi.

Dan yang selalu membuat saya ngiler, secara saya sedang belajar nulis skrip (skenario) adalah kekuatan adegan dan dialog. Mereka mampu membuat adegan (scene) begitu efisien dan efektif. Gak ada adegan dan dialog yang sia-sia. Adegan yang muncul sebelumnya pasti akan menunjang atau menguatkan adegan lain. Sekecil apa pun adegan itu. Misalnya, dalam SaTC ada adegan asisten Carrie, Louis (Jennifer Hudson) mengembalikan kunci apartemen Carrie saat ia berhenti kerja. Carrie ingin mengembalikan gantungan kunci bertuliskan "Love" milik Louis. Lalu dijawab Louis, kurang lebih begini, "No. It's for you. I've already found my love." Dan satu kata ini adalah kunci dari inti cerita.

Dan benar saja, "Love" ini beberapa kali muncul dalam bentuk apa pun. Sepotong kata yang muncul di layar macbook Carrie. Ia menulis: Love. Lalu diubah menjadi Love... Lalu dihapus lagi dua titik di belakangnya jadi kembali: Love. Sederhana dan kena banget! Ada yang gak ngerti maksud adegan ini? Ask me for my opinion!

Lalu "Love" muncul lagi sebagai password pembuka email dari Mr Big yang sebelumnya diperintahkan Carrie pada Louis untuk disimpan dalam folder yang tidak akan pernah dibuka. Adegan-adegan ini begitu terkesan sederhana tapi mendukung inti keseluruhan cerita. Hmmm, skrip film ini mungkin bukan yang terbaik dalam sejarah Hollywood tapi membuat saya kembali membayangkan: "Seandainya semua film Indonesia, termasuk sinetron, mempunyai kekuatan itu..." Kekuatan skrip!

1 comment:

Anonymous said...

wah detail juga yah lu nonton filmnya. bagus, bagus, emang harus gitu. dulu diriku juga suka perhatiin hal-hal kecil dari sebuah film. sayang, skrng udah jarang nonton karena udah ada si kecil.
sukses yah buat lu yg lagi blajar bikin skripsi. moga cerita2 bikinan lu bakal sukses, masuk bioskop dan ditonton berjuta2 orang :)

GBU

Loading...
Winamp windows Media Player Real Player QuickTime Web Proxy
Song (artist/title):
Dedicated to:
Your name:
Your E-mail: