Tuesday, July 08, 2008

Sulapan ala Bangsa Indonesia

Beberapa waktu lalu, usai Euro Cup, ada sebuah keramaian lokal. Bukan di sebuah kota di Spanyol, negara juara tanding bola akbar setelah World Cup ini, tetapi di sebuah situs berita. Keramaian itu tidak terkait langsung dengan pertandingan, tetapi lebih pada imbasan di sekitarnya. Bukan judi yang tiba-tiba marak, bukan obrolan bola yang tiba-tiba menyeruak, tetapi komentar tentang tebakan hasil Euro Cup dari seorang yang mengaku diri "illusionist."

Banyak sekali komentar di situs berita nomor satu di Indonesia (menurut saya), dari yang berlagu arif hingga yang bernada kasar. Saya sebetulnya tidak terlalu mengikuti dari awal perihal tebakan sang ilusionis itu dan apa kaitannya dengan seorang yang, katanya, pakar multimedia hingga mereka sempat "panas" seperti terlihat di acara2 infotainment TV.

Kalau membaca berita dan komentar-komentarnya, tebakan sang ilusionis baru dibuka setelah Euro Cup berakhir. Agak aneh, memang. Dan ini yang banyak dipertanyakan para pembaca yang berkomentar. Meskipun, menurut sang ilusionis bahwa tebakan itu diletakkan dalam kotak tertutup yang dijaga ketat oleh notaris dan aparat keamanan. Saya juga masih ingat beberapa waktu silam, sang ilusionis sempat membuat atraksi menebak headline surat kabar dengan modus hampir serupa.

Saya tahu, tujuan sang ilusionis semata untuk hiburan melalui pembuktian kemampuan menebaknya. Tapi, hiburan itu rasanya jadi tidak menghibur dan biasa saja. Tidak ada hebatnya. Apa lagi, ini Indonesia, bung! Semua hal mungkin terjadi dan tidak menjadi aneh lagi. Kendati, dijaga ketat seketat apa pun, toh masih ada celah. Coba aja perhatikan aparat hukum bangsa ini. Untuk hal-hal yang jauuuuh lebih besar pun, masih bisa diselusupi, masih berani di-skenario-i dan tentu saja bisa dibayar. Apalagi hal yang sekadar tebakan main-main seperti itu.

Makanya, selama ini saya tidak pernah heran dengan sulapan atau atraksi yang dilakukan oleh pesulap, ilusionis, mentalis atau apa saja namanya. Apa lagi kalau itu dilakukan di televisi. Semuanya jadi serba mungkin dan ada celah untuk diakali. Sekali lagi, ingat: Ini Indonesia, bung!
Di luar sana, kenyataan sehari-hari, jauh lebih "menghibur". Lebih ajaib. Lebih luar biasa. Dan, tentu saja, lebih mengenaskan. Ini baru "sulapan" super dahsyat dan mencengangkan.

No comments:

Loading...
Winamp windows Media Player Real Player QuickTime Web Proxy
Song (artist/title):
Dedicated to:
Your name:
Your E-mail: